Minggu, 29 Maret 2015

akuntansi manajemen sektor publik


AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu : Ibu Alwiyah





Disusun Oleh :
1.      Fita Ariyani
2.      Rahmad Fajar A
3.      Annisa Maysaroh
4.      Eko Fitriyana





PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015/2016




BAB II
PEMBAHASAN
Akuntansi Manajemen Sektor Publik
            Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengadilan organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer menjalankan fungsi - fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Fungsi majnajemen, seperti perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian, dan pengendalian tidak dapat dilakukan tanpa informasi yang memadai. Inormasi dalam sebuah organisasi merupakan perekat yang memikat fungsi – fungsi manajemen dalam sebuah sistem sehingga memungkinkan organisasi bertindak koheren dan harmonisantar berbagai fungsi.
            Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen yang integral. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntanfsi manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan, penginterprestasian, dan pengkomunikasian inormasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, ealuasi, dan pengendalian organisasi serta untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel. Dalam Statemen on Management Accounting 1A tentang Definisi Akuntansi Manajemen, akuntansi manajemen didefinisikan sebagai berikut :
“The process of identiffikasian, measurement, accumulatian, analysis, preparation, interpretation, and comminication of financial information used by management to plan, ealuate, and control within an organization and to assure appropiate use of and accountability or its resources.”
            Sementara itu, Chartered Institute of Management Accountants (1994) dalam Jones & Pendlebury (1996) membuat definisi yang lebih luas dari pada definisi yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants, terutama dalam hal luas informasi yang diberikan. Informasi dalam definisi Institute of Management Accountants masih terbatas pada informasi finansial, sedangkan Chartered Institute of Management Accountans tidak hanya informasi finansial saja akan tetapi termasuk informasi nonfinansial, seperti informasi mengenai sumber daya manusia, nilai statistik, tingkat aktivitas, dan sebagainya. Chartered Institute of Management Accountants merupakan organisasi profesi akuntan manajemen di Inggris, sedangkan Institute of Management Accountants merupakan organisasi profesi akuntan manjemen yang berad di Amerika Serikat. Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian intregral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan pengintepretasian informasi yang digunakan untuk :
a.       Perumusan setrategi
b.      Perencanaan dan pengendalian aktivitas
c.       Pengambilan keputusan
d.      Pengoptimalan penggunaan sumber daya
e.       Penggungkapan (disclouser) kepada shareholders dan pihak luar organisasi
f.       Pengungkapan kepada karyawan
g.      Perlindungan aset

            Baik Institute of Management Accountants maupun Chartered Institute of Management Accountants sama-sama meyatakan bahwa akuntansi manajemen merupakan bagian yang integral dari sistem pengendalian manajemen. Oleh karena akuntansi manajemen merupakan bagian yang integral, maka pengembangan akuntansi manajemen tidak dapat dilakukan secara parsial dan terisolasi dari sitem yang lain. Desain pengembangan akuntansi manajemen harus dikaitkan dengan orang-orang yang akan menjalankan sistem tersebut. Apa yang dikehendaki porsenel dalam organisasi dan bagaimana reaksi mereka terhadap sistem pengendalian akuntansi yang akan diterapkan harus menjadi perhatian pertama dalam mendesain akuntansi manajemen.

            Pada dasarnya prinsip akuntansi manjemen sektor publik tidak banyak bekerja dengan prinsip akuntansi manjemen yang diterapkan pada sektor swasta. Prinsip-prinsip akuntansi manajemen yang biasa digunakan pada organisasi sektor swasta, seperti manajemen stategi dan manjemen biaya pada dasarnya dapat diterapkan pada sektor publik. Akan tetapi, harus diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakteristik dengan sektor swasta, sehingga penerapan teknik akuntansi manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa modifikasi. Fokus bahasa akuntansi manajemen sektor publik pada bab ini adalah mengenai peran akuntansi sebgai penyedia informasi yang digunakan untuk meningkatkan efensiensi dan efektivitas  organisasi sektor publik.

            Akuntansi manajemen sektor publik berbeda dengan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen sektor publik terkait dengan pemberian informasi kepada pihak intern organisasi, sedangkan akuntansi keuangan terkait dengan pelaporan dan pengkomonikasian informasi kepada pihak eksternal organisasi. Akuntansi manajemen cenderung memberikan pelaporan yang sifatnya prospektif yaitu digunakan untuk perencanaan di masa yang akan datang, sedangkan akuntansi keuangan memberikan informasi yang bersifat laporan historis da retrospektif, yaitu berupa laporan kinerja masa lalu.

B. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ORGANISASI

            Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek operasional. Dalam hal perencanaan organisasi, akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Proses perencanaan juga melibatkan aspek perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan.

            Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Bagi tiap – tiap jenis organisasi, sistem perencanaan berbeda – beda tergantung pada tingkat ketidakpastian dan kestabilan lingkungan yang mempengaruhi. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian dan ketidakstabilan lingkungan yang di hadapi organisasi, maka di perlukan sistem perencanaan yang semakin kompleks dan canggih.

            Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat hiterogen. Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan organisasi. Informasi akuntansi di perlukan untuk membuat prediksi – prediksi dan estimasi mengenai kejadian ekonomi yang akan datang dikaitkan dengan keadaaan ekonomi dan politik saat ini.
            Sementara itu, tingkat ketidakmpastian (turbulansi) yang di hadapi sektor publik dimasa – masa mendatang akan semakin tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh pesatnya teknologi informasi yang merambah keseluruh sektor, ternasuk sektor publik. Sebagai misal, perkembangan internet menyebabkan munculnya gagasan dikembangkannya e-government. E-goverment merupakan upaya untuk memperbaiki proses dan prosedur administrasi di pemerintahan dengan menggunakan teknologi informasi (internet) agar memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada stakeholder-nya.

            Selain itu, globalisasi juga turut menyumbang semakin tingginya tingkat ketidakpastian. Dalam era globalisasi yang mana antara negara satu dengan negara lainnya seolah – olah tanpa batas (borderless), maka peristiwa di suatu negara akan dengan cepat mempengaruhi negara lain. Untuk itu, akuntansi sebagai alat perencanaan memiliki peran yang sentral dalam menentukan arah organisasi.

            Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
·         Informasi sifatnya rutin ataukan ad hoc
·         Informasi kuantitatif ataukah kualitatif, dan
·         Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukan informal.

Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan yang reguler, misalnya laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Sementara itu, organisasi sektor publik seringkali menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan membutuhkan informasi yang segera. Untuk melakukan perencanaan yang temprorer, diperlukan informasi yang sifatnya ad hoc.

Informasi akuntansi untuk perencanaan dapat juga dibedakan berdasarkan cara penyampaiannya. Apakah informasi akuntansi tersebut disampaikan melalui mekanisme formal ataukan informal. Mekanisme formal misalnya adalah melalui rapat-rapat dinas, rapt komisi, dan sebagainya. Pada organisasi sektor publik, saluran informasi lebih banyak bersifat formal, sedangkan mekanisme informal relatif jarang dilakukan. Hal tersebut adalah karena adanya batasan transparansi dan akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, sehingga perencanaan tidak dapat dilakukan secara prsonal atau hanya melibatkan beberapa orang saja.

C. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN ORGANISASI

Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi di jalankan secara ekonomis, efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengandilan yang efektif. Pola pengendalian tiap organisasi berbeda- beda tergantung pada jenis dan karakteristik organisasi. Organisasi bisnis karena sifatnya yang berorientasi pada perolehan laba, maka alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada mekanisme negosiasi (negotiated bargain), meskipun hal tersebut bervariasi untuk tiap organisasi dan tingkatan manajemen. Pengendalian untuk Manajemen level bahwa bersifat tegas dan memaksa (coercive), sedangkan untuk manajemen level atas lebih bersifat normatif.




Sementara itu, organisasi sektor publik karena sifatnya yang tidak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.

Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena akuntansi memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi  umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan. Lebih lanjut, informasi akuntansi memungkinkan bagi organisasi untuk mengintegrasikan aktivitas organisasi.

Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi (organizational control). Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.

Sementara itu, pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengitegrasian aktivitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah di tetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas di bandingkan pengendalian keuangan. Informasi yang di butuhkan yang di butuhkan lebih kompleks tidak sekedar informasi keuangan saja. Sebagai contoh dalam sebuah usulan investasi publik, informasi yang di butuhkan untuk pengendalian keuangan adalah berupa predikso aliran kas dan profitabilitas dari investasi tersebut. Sementara itu, untuk tujuan pengendalian organisasi dibutuhkan informasi yang lebih luas meliputi aspek ekonomi, sosial, dan politik dari investasi yang di ajukan.

D.  PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL ORANISASI SEKTOR PUBLIK

            Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan dua sisi dari mata uang yang sama, sehingga keduanya hrus di pertimbangkan secara bersam-sama. Tanpa pengendalian, perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tidak lanjut (follow-up) untuk mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah dicapai. Sebaliknya, tanpa ada perencanaan, maka pengendalian tidak akan berarti karena tidak ada target atau rencana yang digunakan sebagai pembanding. Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang menbentuk suatu siklus, sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi dalam satu organisasi. Jones and Pendeblury (1996) membagi proses perencanaan dan penegendalian manajerial pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap, yaitu :
1.      Perencanaan tujuan dan sasaran dasar
2.      Perencanaan operasional
3.      Penganggaran
4.      Pengendalian dan pengukuran
5.      Pelaporan, analisis, dan umpan balik



E. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memeberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa inti akuntansi manajemen adalah perencanaan dan pengendalian. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan strategik, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas (task control). Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi:
1.      Perencanaan strategik
2.      Pemberian informasi biaya
3.      Penilaian investasi
4.      Penganggaran
5.      Penentuan biaya pelayan (cost of services) dan penentuan tarif layanan (charging for services)
6.      Penilaian kinerja
Perencanaan Strategik
Akuntansi manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategi. Pada tahap perencanaan strategik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi. Program-program tersebut diseleksi dan dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki. Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan berapa biaya suatu aktifitas (cost of activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya input secara ekonomis, efisien, dan efektif, maka diperlukan informasi akuntansi manajemen yang akurat, relevan, dan handal untuk menghitung besarnya biaya program, aktivitas, atau proyek. Sistem informasi akuntansi manajemen yang baik dapat mengurangi peluang terjadinya pemborosan, kebocoran dana, dan mendeteksi program-program yang tidak layak secara ekonomi. Keandalan sistem informasi akuntansi manajemen sangat penting dimiliki seiring dengan adanya paradigma baru organisasi pemerintahan yang kebih berorientasi pada pelayanan masyarakat dan kepentingan publik (putting the customer first). Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality, and service).
Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintahan harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang modern. Pada dasarnya organisasi publik juga dapat menerapkan teknik akuntansi manajemen yang diterapkan disektor swasta, seperti teknik activity-based costing, job costing, batch costing, standard costing, dan sebagainya untuk menentukan biaya produk atau pelayanan. Memang terdapat sedikit perbedaan antara sektor swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan (product costing). Hal tersebut disebabkan sebagian besar biaya pada sektor swasta cenderung merupakan engineered costs yang memiliki hubungan secara langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar merupakan discretionary costs yang ditetapkan diawal periode anggaran dan sering tidak memilii hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan disektor publik merupakan intangible output yang sulit diukur.
Karena sebagian besar biaya yang terjadi disektor publik merupakan discretionary costs, maka peran manajer publik sangat penting dalam mengendalikan biaya. Akuntansi manajemen sektor publik sangat erat dengan proses pemilihan program, penentuan biaya dan manfaat program serta penganggaran. Akuntansi manajemen sektor publik juga berfungsi untuk memfasilitasi dihasilkannya anggaran sektor publik yang efektif, efisien, dan ekonomis (value for money budget).
Pemberian Informasi Biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ø  Biaya input. Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
Ø  Biaya output. Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai ketangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara terganung pada pelayanan yang dihasilkan. Sebagai misal untuk perusahaan transportasi massa, biaya mungkin diukur berdasarkan biaya per penumpang.
Ø  Biaya proses. Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misalnya biaya departemen produksi, departemen personalia, biaya dinas-dinas, dan sebagainya.
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam perencanaan financial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini, akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting untuk pengambilan keputusan biaya. Akuntansi biaya pada sektor publik berperan untuk memberikan informasi mengenai pengeluaran publik yang dapat digunaka oleh pihak internal (pemerintah) dan pihak eksternal (masyarakat, DPRD, LSM, Universitas, dan sebagainya) untuk prencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Peran akuntansi manajemen dalam pemberian informasi biaya meliputi penentuan klasifikasi biaya, biaya apa saja yang masuk kategori biaya rutin (recurrent expenditur) dan yang masuk kategori biaya modal (capital expenditur), control lable dan uncontrol lable, biaya tetap dan variabel dan sebagainya. Informasi akuntansi manajemen diharapkan dapat membantu manajer publik dalam menentukan dan melaporkan biaya.
      Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu: cost vinding, cost recording, cost analyzing, strategic cost reduction, dan cost reporting.
Cost Finding
Pada tahap cost finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk/jasa pelayanan.
Cos Recording
Setelah berhasil dilakukan cost finding, tahap berikutnya adalah melakukan cost recording yang meliputi kegiatan pencatatan data kedalam sistem akuntansi organisasi.
Cost Analyzing
Setelah dilakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan analisis biaya, yaitu mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan. Manajemen organisasi harus dapat menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
Strategic Cost Manajement
Setelah dilakukan analisis biaya, tahap berikutnya adalah menentukan strategi penghematan biaya agar tercapai value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya strategik) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Berjangka panjang. Manajemen biaya strategik merupakan suatu jangka panjang yang membentuk kultur organisasi agar penurunan biaya menjadi budaya yang mampu bertahan lama.
2.      Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan berfokus pada pelayanan masyarakat. Manajemen biaya strategik harus dilandasi oleh semangat untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan atas kinerja organisasi sektor publik dalam melakukan pelayanan publik.
3.      Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya.
4.      Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu efektivitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen biaya strategik merupakan tone from the top.
Cost Reporting
Tahap terakhir adalah memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk internal report yang kemudian diagregasikan kedalam satu laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal. Informasi akuntansi manajemen hendaknya dapat mendeteksi sumber pemborosan yang masih berpotensi untuk diefisienkan serta mencari metode atau teknik terbaik untuk menghemat biaya. Akuntansi manajemen hendaknya dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan prinsip value for money dan publics acount ability organisasi sektor publik.


Penilaian Investasi
Akuntansi manajemen dibutuhkan pada saat publik hendak melakukan investasi, yaitu untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomin dan finansial. Akuntansi manajemen diperlukan dalam menilai investasi karena untuk dapat menilai investasi diperlukan identifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau keuntungan dari suatu investasi. Hal tersebut penting untuk menghindari dilakukannya investasi yang sebenarnya tidak layak secaraekonomi dan finansial. Dalam penilaian suatu investasi, faktor yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat investasi, tingkat risiko dan ketidakpastian (termasuk country risk dan political risk), dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
      Penilaian investasi disektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan disektor swasta. Pada sektor swasta, terdapat beberapa teknik penilaian investasi, misalnya dengan menggunakan teknik Net Present Value (NVP), Internal Rate of Return (IRR), Accounting Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), dan sebagainya. Untuk beberapa jenis investasi, teknik-teknik tersebut dapat juga digunakan disektor publik, akan tetapi tidak semua jenis investasi dapat dinilai dengan teknik tersebut. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan disektor swasta didesain untuk organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada upaya mengejar laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor publik. Disamping itu sulit untuk output yang dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan dimasa depan dalam ukuran finansial (expected retrun) tidak dapat (sulit) dilakukan.
      Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis biaya manfaat (cost benefit analysis). Dalam prakteknya, terdapat kesuliatan dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang akan dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya sosial (social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari investasi yang diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan menggunakan analisis biaya manfaat disektor publik sulit dilaksanakan. Untuk memudahkan, kemudian digunakan analisis efektivitas biaya (cost effectiveness analysis). Penilaian investasi denngan menggunakan analisis efektivitas biaya menekankan seberapa besar dampak (outcome) yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
Penganggaran
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa akuntansi manajemen memainkan peran yang vital dalam proses pemilihan program, penentuan biaya program, dan penganggaran. Akuntansi manajemen  berbicara tentang perencanaan dan pengendalian, sedangkan salah satu fungsi anggaran adalah untuk alat perencanaan dan pengendalian. Dengan demikian, akuntansi manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran.
      Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dan publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata. Untuk mencapai hal tersebut harus didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang handal, jika tidak akuntansi manajemen tidak akan banyak bermanfaat, karena akuntansi manajemen hanyalah merupakan alat manajemen (management tool) untuk perencanaan dan pengendalian.
Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of services) dan Penentuan Tarif Pelayanan (Charging for Services)  
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah meningkatkan mutu pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen disektor publik. Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon keluhan, tuntutan, dan keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
      Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan gtarif pelayanan (charging for services) merupakan satu rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi akuntansi. Sebagai contoh, pemerintah daerah harus dapat menentukan berapa biaya untuk membangun terminal bus atau stasiun kereta api yang tertib, nyaman, dan aman serta biaya operasionalnya. Berdasarkan informasi biaya tersebut, pemerintah setempat dapat menentukan berapa tarif pelayanan yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan terminal atau stasiun kereta api tersebut. Perusahaan air minum milik pemerintah daerah harus dapat mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang terjadi diperusahaan, sehingga berdasarkan informasi biaya tersebut dapat ditentukan tarif harga per meter kubik kepada pelanggannya dan dapat dilakukan efisiensi agar perusahaan tidak merugi. Dengan informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber inefisiensi diorganisasi dapat dideteksi dan dihilangkan.
Penilaian Kinerja   
Penilaian Kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.


F. IKHTISAR
Akuntansi manajemen sektor publik memiiki kaitan yang erat dengan sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian manajemen sektor publik memiliki dua komponen, yaitu proses pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen melibatkan beberapa aktivitas, yaitu perencanan, koordinasi, komunikasi informasi, pengambilan keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja. Struktur pengendalian manajemen terkait dengan desain struktur organisasi yang tercermin dalam bentuk pusat-pusat pertanggungjawaban. Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Akuntansi manajemen juga berfungsi membantu memberi informasi untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajer publik. Akuntansi manajemen dalam sektor publik berperan untuk merencanakan strategi, memberi informasi biaya, penilaian investasi, penganggaran, dan penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan tarif pelayanan (charging for services).