AKUNTANSI
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen
Pengampu : Ibu Alwiyah
Disusun
Oleh :
1. Fita
Ariyani
2. Rahmad
Fajar A
3. Annisa
Maysaroh
4. Eko
Fitriyana
PROGRAM
STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015/2016
BAB II
PEMBAHASAN
Akuntansi
Manajemen Sektor Publik
Peran utama akuntansi manajemen
sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh
manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengadilan organisasi.
Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer
menjalankan fungsi - fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Fungsi majnajemen, seperti perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian,
dan pengendalian tidak dapat dilakukan tanpa informasi yang memadai. Inormasi
dalam sebuah organisasi merupakan perekat yang memikat fungsi – fungsi
manajemen dalam sebuah sistem sehingga memungkinkan organisasi bertindak
koheren dan harmonisantar berbagai fungsi.
Akuntansi manajemen merupakan bagian
dari suatu sistem pengendalian manajemen yang integral. Institute of Management
Accountants (1981) mendefinisikan akuntanfsi manajemen sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan,
penginterprestasian, dan pengkomunikasian inormasi finansial yang digunakan
oleh manajemen untuk perencanaan, ealuasi, dan pengendalian organisasi serta
untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel. Dalam
Statemen on Management Accounting 1A tentang Definisi Akuntansi Manajemen,
akuntansi manajemen didefinisikan sebagai berikut :
“The process of
identiffikasian, measurement, accumulatian, analysis, preparation,
interpretation, and comminication of financial information used by management
to plan, ealuate, and control within an organization and to assure appropiate
use of and accountability or its resources.”
Sementara itu, Chartered Institute
of Management Accountants (1994) dalam Jones & Pendlebury (1996) membuat
definisi yang lebih luas dari pada definisi yang dikeluarkan oleh Institute of
Management Accountants, terutama dalam hal luas informasi yang diberikan.
Informasi dalam definisi Institute of Management Accountants masih terbatas pada
informasi finansial, sedangkan Chartered Institute of Management Accountans
tidak hanya informasi finansial saja akan tetapi termasuk informasi
nonfinansial, seperti informasi mengenai sumber daya manusia, nilai statistik,
tingkat aktivitas, dan sebagainya. Chartered Institute of Management
Accountants merupakan organisasi profesi akuntan manajemen di Inggris,
sedangkan Institute of Management Accountants merupakan organisasi profesi
akuntan manjemen yang berad di Amerika Serikat. Chartered Institute of Management
Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu bagian intregral
dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan
pengintepretasian informasi yang digunakan untuk :
a.
Perumusan setrategi
b.
Perencanaan dan pengendalian aktivitas
c.
Pengambilan keputusan
d.
Pengoptimalan penggunaan sumber daya
e.
Penggungkapan (disclouser) kepada
shareholders dan pihak luar organisasi
f.
Pengungkapan kepada karyawan
g.
Perlindungan aset
Baik
Institute of Management Accountants maupun Chartered Institute of Management
Accountants sama-sama meyatakan bahwa akuntansi manajemen merupakan bagian yang
integral dari sistem pengendalian manajemen. Oleh karena akuntansi manajemen
merupakan bagian yang integral, maka pengembangan akuntansi manajemen tidak
dapat dilakukan secara parsial dan terisolasi dari sitem yang lain. Desain
pengembangan akuntansi manajemen harus dikaitkan dengan orang-orang yang akan
menjalankan sistem tersebut. Apa yang dikehendaki porsenel dalam organisasi dan
bagaimana reaksi mereka terhadap sistem pengendalian akuntansi yang akan
diterapkan harus menjadi perhatian pertama dalam mendesain akuntansi manajemen.
Pada
dasarnya prinsip akuntansi manjemen sektor publik tidak banyak bekerja dengan
prinsip akuntansi manjemen yang diterapkan pada sektor swasta. Prinsip-prinsip
akuntansi manajemen yang biasa digunakan pada organisasi sektor swasta, seperti
manajemen stategi dan manjemen biaya pada dasarnya dapat diterapkan pada sektor
publik. Akan tetapi, harus diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat
dan karakteristik dengan sektor swasta, sehingga penerapan teknik akuntansi
manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa modifikasi.
Fokus bahasa akuntansi manajemen sektor publik pada bab ini adalah mengenai
peran akuntansi sebgai penyedia informasi yang digunakan untuk meningkatkan
efensiensi dan efektivitas organisasi
sektor publik.
Akuntansi
manajemen sektor publik berbeda dengan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen
sektor publik terkait dengan pemberian informasi kepada pihak intern
organisasi, sedangkan akuntansi keuangan terkait dengan pelaporan dan
pengkomonikasian informasi kepada pihak eksternal organisasi. Akuntansi
manajemen cenderung memberikan pelaporan yang sifatnya prospektif yaitu
digunakan untuk perencanaan di masa yang akan datang, sedangkan akuntansi
keuangan memberikan informasi yang bersifat laporan historis da retrospektif,
yaitu berupa laporan kinerja masa lalu.
B. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN
ORGANISASI
Perencanaan
merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan
meliputi aktivitas yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek operasional.
Dalam hal perencanaan organisasi, akuntansi manajemen berperan dalam pemberian
informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Proses
perencanaan juga melibatkan aspek perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan
sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat yang paling tepat
untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan.
Perencanaan
organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi keadaan di masa yang
akan datang. Bagi tiap – tiap jenis organisasi, sistem perencanaan berbeda –
beda tergantung pada tingkat ketidakpastian dan kestabilan lingkungan yang
mempengaruhi. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian dan ketidakstabilan
lingkungan yang di hadapi organisasi, maka di perlukan sistem perencanaan yang
semakin kompleks dan canggih.
Dalam
organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat hiterogen. Faktor
politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan
organisasi. Informasi akuntansi di perlukan untuk membuat prediksi – prediksi
dan estimasi mengenai kejadian ekonomi yang akan datang dikaitkan dengan
keadaaan ekonomi dan politik saat ini.
Sementara
itu, tingkat ketidakmpastian (turbulansi) yang di hadapi sektor publik dimasa –
masa mendatang akan semakin tinggi. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh
pesatnya teknologi informasi yang merambah keseluruh sektor, ternasuk sektor
publik. Sebagai misal, perkembangan internet menyebabkan munculnya gagasan
dikembangkannya e-government. E-goverment merupakan upaya untuk memperbaiki
proses dan prosedur administrasi di pemerintahan dengan menggunakan teknologi
informasi (internet) agar memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada
stakeholder-nya.
Selain
itu, globalisasi juga turut menyumbang semakin tingginya tingkat
ketidakpastian. Dalam era globalisasi yang mana antara negara satu dengan
negara lainnya seolah – olah tanpa batas (borderless), maka peristiwa di suatu
negara akan dengan cepat mempengaruhi negara lain. Untuk itu, akuntansi sebagai
alat perencanaan memiliki peran yang sentral dalam menentukan arah organisasi.
Informasi
akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
·
Informasi sifatnya rutin ataukan ad hoc
·
Informasi kuantitatif ataukah
kualitatif, dan
·
Informasi disampaikan melalui saluran
formal ataukan informal.
Informasi yang
sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan yang reguler, misalnya laporan
keuangan bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Sementara itu, organisasi
sektor publik seringkali menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan
membutuhkan informasi yang segera. Untuk melakukan perencanaan yang temprorer,
diperlukan informasi yang sifatnya ad hoc.
Informasi
akuntansi untuk perencanaan dapat juga dibedakan berdasarkan cara
penyampaiannya. Apakah informasi akuntansi tersebut disampaikan melalui
mekanisme formal ataukan informal. Mekanisme formal misalnya adalah melalui
rapat-rapat dinas, rapt komisi, dan sebagainya. Pada organisasi sektor publik,
saluran informasi lebih banyak bersifat formal, sedangkan mekanisme informal relatif
jarang dilakukan. Hal tersebut adalah karena adanya batasan transparansi dan
akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, sehingga
perencanaan tidak dapat dilakukan secara prsonal atau hanya melibatkan beberapa
orang saja.
C. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN
ORGANISASI
Untuk menjamin
bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi di jalankan secara ekonomis,
efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengandilan yang efektif.
Pola pengendalian tiap organisasi berbeda- beda tergantung pada jenis dan
karakteristik organisasi. Organisasi bisnis karena sifatnya yang berorientasi
pada perolehan laba, maka alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada
mekanisme negosiasi (negotiated bargain), meskipun hal tersebut bervariasi
untuk tiap organisasi dan tingkatan manajemen. Pengendalian untuk Manajemen
level bahwa bersifat tegas dan memaksa (coercive), sedangkan untuk manajemen
level atas lebih bersifat normatif.
Sementara itu,
organisasi sektor publik karena sifatnya yang tidak mengejar laba serta adanya
pengaruh politik yang besar, maka alat pengendaliannya lebih banyak berupa
peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki
peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan
kinerja terutama dalam ukuran moneter.
Fungsi utama
informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi
merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena akuntansi
memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran
finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari
tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja
organisasi secara keseluruhan. Lebih lanjut, informasi akuntansi memungkinkan
bagi organisasi untuk mengintegrasikan aktivitas organisasi.
Dalam memahami
akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi
akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan
akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi (organizational control).
Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam
organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan
solvabilitas yang cukup baik.
Sementara itu,
pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengitegrasian aktivitas
fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi
diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan
strategi organisasi yang telah di tetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan
informasi yang lebih luas di bandingkan pengendalian keuangan. Informasi yang
di butuhkan yang di butuhkan lebih kompleks tidak sekedar informasi keuangan
saja. Sebagai contoh dalam sebuah usulan investasi publik, informasi yang di
butuhkan untuk pengendalian keuangan adalah berupa predikso aliran kas dan
profitabilitas dari investasi tersebut. Sementara itu, untuk tujuan
pengendalian organisasi dibutuhkan informasi yang lebih luas meliputi aspek
ekonomi, sosial, dan politik dari investasi yang di ajukan.
D. PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
MANAJERIAL ORANISASI SEKTOR PUBLIK
Perencanaan
dan pengendalian pada dasarnya merupakan dua sisi dari mata uang yang sama,
sehingga keduanya hrus di pertimbangkan secara bersam-sama. Tanpa pengendalian,
perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tidak lanjut (follow-up) untuk
mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah dicapai. Sebaliknya, tanpa ada
perencanaan, maka pengendalian tidak akan berarti karena tidak ada target atau
rencana yang digunakan sebagai pembanding. Perencanaan dan pengendalian
merupakan suatu proses yang menbentuk suatu siklus, sehingga satu tahap akan
terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi dalam satu organisasi. Jones
and Pendeblury (1996) membagi proses perencanaan dan penegendalian manajerial
pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap, yaitu :
1.
Perencanaan tujuan dan sasaran dasar
2.
Perencanaan operasional
3.
Penganggaran
4.
Pengendalian dan pengukuran
5.
Pelaporan, analisis, dan umpan balik
E. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Peran
utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memeberikan
informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Sebagaimana telah dikatakan
sebelumnya bahwa inti akuntansi manajemen adalah perencanaan dan pengendalian.
Dalam organisasi sektor publik, perencanaan dimulai sejak dilakukannya
perencanaan strategik, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap pengendalian
tugas (task control). Peran akuntansi
manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi:
1.
Perencanaan strategik
2.
Pemberian informasi
biaya
3.
Penilaian investasi
4.
Penganggaran
5.
Penentuan biaya pelayan
(cost of services) dan penentuan
tarif layanan (charging for services)
6.
Penilaian kinerja
Perencanaan Strategik
Akuntansi
manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategi. Pada tahap perencanaan
strategik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang
dapat mendukung strategi organisasi. Program-program tersebut diseleksi dan
dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki.
Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa
biaya program (cost of program) dan
berapa biaya suatu aktifitas (cost of
activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut manajer dapat
menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang
dimiliki.
Untuk
memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya input secara ekonomis, efisien,
dan efektif, maka diperlukan informasi akuntansi manajemen yang akurat,
relevan, dan handal untuk menghitung besarnya biaya program, aktivitas, atau
proyek. Sistem informasi akuntansi manajemen yang baik dapat mengurangi peluang
terjadinya pemborosan, kebocoran dana, dan mendeteksi program-program yang
tidak layak secara ekonomi. Keandalan sistem informasi akuntansi manajemen
sangat penting dimiliki seiring dengan adanya paradigma baru organisasi
pemerintahan yang kebih berorientasi pada pelayanan masyarakat dan kepentingan
publik (putting the customer first).
Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama
yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality, and service).
Untuk
dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang
murah, pemerintahan harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang
modern. Pada dasarnya organisasi publik juga dapat menerapkan teknik akuntansi
manajemen yang diterapkan disektor swasta, seperti teknik activity-based
costing, job costing, batch costing, standard costing, dan sebagainya untuk
menentukan biaya produk atau pelayanan. Memang terdapat sedikit perbedaan
antara sektor swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya
produk/pelayanan (product costing).
Hal tersebut disebabkan sebagian besar biaya pada sektor swasta cenderung
merupakan engineered costs yang memiliki hubungan secara langsung dengan output
yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar merupakan
discretionary costs yang ditetapkan diawal periode anggaran dan sering tidak
memilii hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang
dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan disektor publik merupakan intangible
output yang sulit diukur.
Karena
sebagian besar biaya yang terjadi disektor publik merupakan discretionary
costs, maka peran manajer publik sangat penting dalam mengendalikan biaya.
Akuntansi manajemen sektor publik sangat erat dengan proses pemilihan program,
penentuan biaya dan manfaat program serta penganggaran. Akuntansi manajemen
sektor publik juga berfungsi untuk memfasilitasi dihasilkannya anggaran sektor
publik yang efektif, efisien, dan ekonomis (value
for money budget).
Pemberian Informasi Biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor
publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ø Biaya
input. Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan
pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
Ø Biaya
output. Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk
hingga sampai ketangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur
dengan berbagai cara terganung pada pelayanan yang dihasilkan. Sebagai misal
untuk perusahaan transportasi massa, biaya mungkin diukur berdasarkan biaya per
penumpang.
Ø Biaya
proses. Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya
diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misalnya biaya departemen
produksi, departemen personalia, biaya dinas-dinas, dan sebagainya.
Akuntansi
manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
financial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini,
akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting untuk pengambilan keputusan biaya. Akuntansi biaya
pada sektor publik berperan untuk memberikan informasi mengenai pengeluaran
publik yang dapat digunaka oleh pihak internal (pemerintah) dan pihak eksternal
(masyarakat, DPRD, LSM, Universitas, dan sebagainya) untuk prencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Peran akuntansi manajemen dalam
pemberian informasi biaya meliputi penentuan klasifikasi biaya, biaya apa saja
yang masuk kategori biaya rutin (recurrent
expenditur) dan yang masuk kategori biaya modal (capital expenditur), control lable dan uncontrol lable, biaya tetap
dan variabel dan sebagainya. Informasi akuntansi manajemen diharapkan dapat
membantu manajer publik dalam menentukan dan melaporkan biaya.
Proses penentuan biaya meliputi lima
aktivitas, yaitu: cost vinding, cost recording, cost analyzing, strategic cost
reduction, dan cost reporting.
Cost
Finding
Pada
tahap cost finding, pemerintah
mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk/jasa
pelayanan.
Cos
Recording
Setelah
berhasil dilakukan cost finding,
tahap berikutnya adalah melakukan cost recording yang meliputi kegiatan
pencatatan data kedalam sistem akuntansi organisasi.
Cost
Analyzing
Setelah
dilakukan pencatatan biaya, tahap berikutnya adalah melakukan analisis biaya,
yaitu mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume
kegiatan. Manajemen organisasi harus dapat menentukan pemicu biaya (cost
driver) agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
Strategic
Cost Manajement
Setelah
dilakukan analisis biaya, tahap berikutnya adalah menentukan strategi
penghematan biaya agar tercapai value for
money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya
strategik) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Berjangka panjang.
Manajemen biaya strategik merupakan suatu jangka panjang yang membentuk kultur
organisasi agar penurunan biaya menjadi budaya yang mampu bertahan lama.
2.
Berdasarkan kultur
perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan berfokus pada pelayanan
masyarakat. Manajemen biaya strategik harus dilandasi oleh semangat untuk
melakukan perbaikan secara berkelanjutan atas kinerja organisasi sektor publik
dalam melakukan pelayanan publik.
3.
Manajemen harus
bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya.
4.
Keseriusan manajemen
puncak (top manager) merupakan penentu efektivitas program pengurangan biaya
karena pada dasarnya manajemen biaya strategik merupakan tone from the top.
Cost
Reporting
Tahap
terakhir adalah memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam
bentuk internal report yang kemudian
diagregasikan kedalam satu laporan yang akan disampaikan kepada pihak
eksternal. Informasi akuntansi manajemen hendaknya dapat mendeteksi sumber
pemborosan yang masih berpotensi untuk diefisienkan serta mencari metode atau
teknik terbaik untuk menghemat biaya. Akuntansi manajemen hendaknya dapat
mendukung dan memperkuat pelaksanaan prinsip value for money dan publics
acount ability organisasi sektor publik.
Penilaian Investasi
Akuntansi
manajemen dibutuhkan pada saat publik hendak melakukan investasi, yaitu untuk
menilai kelayakan investasi secara ekonomin dan finansial. Akuntansi manajemen
diperlukan dalam menilai investasi karena untuk dapat menilai investasi
diperlukan identifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau keuntungan dari suatu
investasi. Hal tersebut penting untuk menghindari dilakukannya investasi yang
sebenarnya tidak layak secaraekonomi dan finansial. Dalam penilaian suatu
investasi, faktor yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen adalah tingkat
diskonto, tingkat investasi, tingkat risiko dan ketidakpastian (termasuk country risk dan political risk), dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan
dilakukan.
Penilaian investasi disektor publik pada
dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan disektor swasta. Pada sektor swasta,
terdapat beberapa teknik penilaian investasi, misalnya dengan menggunakan
teknik Net Present Value (NVP), Internal Rate of Return (IRR), Accounting Rate
of Return (ARR), Payback Period (PP), dan sebagainya. Untuk beberapa jenis
investasi, teknik-teknik tersebut dapat juga digunakan disektor publik, akan
tetapi tidak semua jenis investasi dapat dinilai dengan teknik tersebut.
Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan disektor swasta didesain untuk
organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan
organisasi yang tidak berorientasi pada upaya mengejar laba, sehingga terkadang
teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor publik. Disamping
itu sulit untuk output yang dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan
dimasa depan dalam ukuran finansial (expected
retrun) tidak dapat (sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi
publik dilakukan dengan menggunakan analisis biaya manfaat (cost benefit
analysis). Dalam prakteknya, terdapat kesuliatan dalam menentukan biaya dan
manfaat dari suatu investasi yang akan dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan
manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja
akan tetapi harus mencakup biaya sosial (social
cost) dan manfaat sosial (social
benefits) yang akan diperoleh dari investasi yang diajukan. Menentukan
biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit dilakukan.
Oleh karena itu, penilaian investasi dengan menggunakan analisis biaya manfaat
disektor publik sulit dilaksanakan. Untuk memudahkan, kemudian digunakan
analisis efektivitas biaya (cost
effectiveness analysis). Penilaian investasi denngan menggunakan analisis
efektivitas biaya menekankan seberapa besar dampak (outcome) yang dicapai dari
suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
Penganggaran
Sebagaimana
telah dijelaskan dimuka bahwa akuntansi manajemen memainkan peran yang vital
dalam proses pemilihan program, penentuan biaya program, dan penganggaran.
Akuntansi manajemen berbicara tentang
perencanaan dan pengendalian, sedangkan salah satu fungsi anggaran adalah untuk
alat perencanaan dan pengendalian. Dengan demikian, akuntansi manajemen sangat
erat hubungannya dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk
memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Terkait dengan tiga
fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya publik, alat
distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital
untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dan publik secara
ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata. Untuk mencapai hal tersebut harus
didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang handal, jika tidak akuntansi
manajemen tidak akan banyak bermanfaat, karena akuntansi manajemen hanyalah
merupakan alat manajemen (management tool)
untuk perencanaan dan pengendalian.
Penentuan Biaya
Pelayanan (Cost of services) dan
Penentuan Tarif Pelayanan (Charging for
Services)
Akuntansi
manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada
pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan.
Tuntutan agar pemerintah meningkatkan mutu pelayanan dan keluhan masyarakat
akan besarnya biaya pelayanan merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan
sistem akuntansi manajemen disektor publik. Masyarakat menghendaki pemerintah
memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan murah. Pemerintah yang berorientasi
pada pelayanan publik harus merespon keluhan, tuntutan, dan keinginan
masyarakat tersebut agar kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik dan
kesejahteraan masyarakat meningkat.
Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan gtarif
pelayanan (charging for services)
merupakan satu rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi
akuntansi. Sebagai contoh, pemerintah daerah harus dapat menentukan berapa
biaya untuk membangun terminal bus atau stasiun kereta api yang tertib, nyaman,
dan aman serta biaya operasionalnya. Berdasarkan informasi biaya tersebut,
pemerintah setempat dapat menentukan berapa tarif pelayanan yang akan
dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan terminal atau stasiun kereta api
tersebut. Perusahaan air minum milik pemerintah daerah harus dapat
mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang terjadi diperusahaan, sehingga
berdasarkan informasi biaya tersebut dapat ditentukan tarif harga per meter
kubik kepada pelanggannya dan dapat dilakukan efisiensi agar perusahaan tidak
merugi. Dengan informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber inefisiensi
diorganisasi dapat dideteksi dan dihilangkan.
Penilaian Kinerja
Penilaian
Kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi
manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan
ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.
F. IKHTISAR
Akuntansi
manajemen sektor publik memiiki kaitan yang erat dengan sistem pengendalian
manajemen sektor publik. Sistem pengendalian manajemen sektor publik memiliki
dua komponen, yaitu proses pengendalian manajemen dan struktur pengendalian
manajemen. Proses pengendalian manajemen melibatkan beberapa aktivitas, yaitu
perencanan, koordinasi, komunikasi
informasi, pengambilan keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian
kinerja. Struktur pengendalian manajemen terkait dengan desain struktur
organisasi yang tercermin dalam bentuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Akuntansi manajemen juga
berfungsi membantu memberi informasi untuk perencanaan dan pengendalian bagi
manajer publik. Akuntansi manajemen dalam sektor publik berperan untuk
merencanakan strategi, memberi informasi biaya, penilaian investasi,
penganggaran, dan penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan tarif
pelayanan (charging for services).